EFEKTIVITASPENGAJ IAN KITAB SAFINATUN NAJAH UNTUK M EMBENTUK KEMAMPUAN PEMAHAMAN FIK IH PESERTA DIDIK DI MTS FIRDAUS KALA B BIRANG KEC. BANTIMURUNG KAB. MAROS Skripsi D iajukan untuk memenuhi syarat -syarat guna mencapai gelar Sarjana bab shalat, bab zakat, bab puasa, dan bab haji yang ditambahkan oleh para ulama lainnya.
5) Bab Sholat Jenazah (6) Bab Zakat dan Bab Puasa. Download Kitab Matan Safinatun Najah. File mentah Kitab Matan Safinatun Najah ini juga sudah tersedia dan bisa diunduh secara gratis dalam format PDF pada link berikut : Download Kitab Matan Safinatun Najah. Semoga file sekaligus terjemah Bahasa Indonesia Kitab Matan Safinatun Najah ini dapat
Ceramahagama Islam oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, M.A. Berikut ini merupakan rekaman pengajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Arifin Badri.Pengajian ini membahas sebuah kitab fiqih karya seorang ulama besar dari kalangan mazhab Syafi'i yang bernama Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami rahimahullah, yaitu Kitab Safinatun Najah (سفينة النجاة فيما يجب
SAFINATUNNAJAH BAB I . Bab I . AQIDAH. Fasal Satu / Aqidah Bertayammum tiap kali sholat fardhu tiba. (satu tayamum hanya untuk satu kali shalat fardhu) فصل - فروض التيمم خمسة : الأول : نقل التراب ، الثاني : النية ، الثالث : مسح الوجه ، الرابع : مسح اليدين إلى
. Kali ini kita masuk bahasan shalat tentang uzur shalat dari kitab Safinatun Naja. [KITAB SHALAT] أَعْذَارُ الصَّلاةِ اثْنَانِ 1- النَّوْمُ. وَ2- النِّسْيَانُ. Fasal Uzur shalat ada dua, yaitu tidur dan lupa. Catatan Maksudnya adalah ini adalah uzur yang menandakan tidak berdosa jika ada yang mengakhirkan shalat dari waktu dan sebabnya. Uzur pertama adalah tidur. Keadaan tidur yang pertama Ada seseorang yang tidur sebelum waktu shalat atau tidur pada waktu shalat tetapi punya sangkaan zhan jika bangun nantinya waktu shalat masih ada, ternyata bangunnya saat waktu shalat sudah sempit, ia tidak berdosa karena penundaan ini, ia tidak harus segera fawriyyah mengqadha shalatnya. Keadaan tidur yang kedua Tidurnya pada waktu shalat dan punya sangkaan zhan bahwa kalau tidur akan mengerjakan shalat bukan pada waktunya, ia berdosa karena 1 tidurnya dan 2 penundaannya dari waktu sehingga mengerjakan shalat bukan pada waktunya. Untuk keadaan ini wajib segera fawriyyah mengqadha shalatnya. Membangunkan orang yang tidur, ada dua keadaan 1 ia tidur dari sebelum waktu shalat, hukum membangunkannya adalah disunnahkan agar ia bisa mengerjakan shalat pada waktunya; 2 ia tidur ketika sudah masuk waktu wajib shalat, hukum membangunkannya menjadi wajib. Lupa juga termasuk uzur dengan syarat, selama tidak tersibukkan dengan hal yang dilarang haram atau makruh. Ada yang masuk waktu shalat dan sudah bertekad untuk mengerjakannya, tetapi akhirnya tersibukkan dengan menelaah kitab atau urusan pekerjaan sampai keluar waktu shalat dalam keadaan lalai, ia tidaklah berdosa karena lupanya, ia tidak wajib qadha’ secara fawr segera. Adapun jika lupa karena melakukan suatu yang dilarang seperti lantaran perkara haram misalnya berjudi atau perkara makruh misalnya bermain catur, maka itu bukanlah termasuk uzur. Jika lupa shalat, ia berdosa dan wajib mengqadha’ shalat dengan fawr segera. Qadha’ shalat karena tertidur atau lupa Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِذَا رَقَدَ أَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ أَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِى “Jika salah seorang di antara kalian tertidur atau lalai dari shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Karena Allah berfirman yang artinya, Kerjakanlah shalat ketika ingat.’ QS. Thaha 14.” HR. Bukhari, no. 597 dan Muslim, no. 684. Dalam riwayat lain disebutkan, مَنْ نَسِىَ صَلاَةً فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا ، لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ “Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak ada kewajiban baginya selain itu.” HR. Bukhari, no. 597. Dalam riwayat lain juga disebutkan, مَنْ نَسِىَ صَلاَةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا “Barangsiapa yang lupa shalat atau tertidur, maka tebusannya adalah ia shalat ketika ia ingat.” HR. Muslim, no. 684. Qadha’ shalat dalam keadaan lupa tidak terkena dosa Qadha’ shalat di luar waktunya karena ada uzur tertidur atau lupa, tidaklah dikenakan dosa. Dalam hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma disebutkan, إِنَّ اللَّهَ وَضَعَ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ “Sesungguhnya Allah menggugurkan dosa dari umatku ketika mereka keliru, lupa, atau dipaksa.” HR. Ibnu Majah, no. 2045. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih. Juga dalam hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِل “Pena itu diangkat dari tiga orang 1 orang yang tidur sampai ia terbangun, 2 anak kecil sampai ia mimpi basah baligh, 3 orang gila sampai ia berakal sadar.” HR. Abu Daud, no. 4403. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih. Baca Juga Safinatun Naja Seputar Hukum Tayamum — Catatan 14-10-2021 Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 1, Bab Rukun Islam, Bab Rukun Iman, dan Bab بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلٰى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدَّيْنِ، وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيَّيْنَ، وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Hanya kepada Allah, kami memohon pertolongan atas perkara-perkara dunia dan agama. Semoga Allah melimpahkan rahmat ta'dhim dan kesejahteraan kepada Baginda kami, Nabi Muhammad, penutup para nabi, terlimpahkan juga kepada keluarga dan sahabat Beliau, semuanya. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Islam فَصْلٌ - أَرْكَانُ الْإِسْلامِ خَمْسَةٌ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَحِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلًا [Fasal] Rukun-rukun islam ada 5, yaitu 1. Bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah2. Mendirikan sholat3. Mengeluarkan zakat4. Berpuasa di Bulan Ramadhan5. Menunaikan ibada haji bagi orang yang mampu menempuh Iman فَصْلٌ - أَرْكَانُ الْإِيْمَانِ سِتَّةٌ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللّٰهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الْأٰخِرِ وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالٰى [Fasal] Rukun-rukun iman ada 6, yaitu 1. Beriman kepada Allah2. Beriman kepada para malaikat-Nya3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya4. Beriman kepada para rasul-Nya5. Beriman kepada hari akhir hari kiamat6. Dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk semua dari Allah Yang Maha Kalimat Tauhid فَصْلٌ - وَمَعْنَى لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ فِى الْوُجُوْدِ إِلَّا اللّٰهُ [Fasal] makna La Ilaha Illallah adalah tiada yang berhak disembah di dalam perkara wujud kecuali Baligh فَصْلٌ - عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌ تَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالْإِحْتِلَامُ فِى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ وَالْحَيْضُ فِى الْأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ [Fasal] Tanda-tanda baligh ada 3, yaitu 1. Sempurnanya umur 15 tahun bagi laki-laki dan wanita2. Ihtilam mimpi keluar mani bagi laki-laki dan wanita yang berumur 9 tahun3. Haid bagi wanita yang berumur 9 Istinja' Dengan Batu فَصْلٌ - شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌ أَنْ يَكُوْنَ بِثَلَاثةِ أَحْجَارٍ وَأَنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّ وَأَنْ لَا يَجِفَّ النَّجَسُ وَلَا يَنْتَقِلَ وَلَا يَطْرَأَ عَلَيْهِ أٰخَرُ وَلَا يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ وَلَا يُصِيْبَهُ مَاءٌ وَأَنْ تَكُوْنَ الْأَحْجَارُ طَاهِرَةً [Fasal] Syarat-syarat istinja' cebok dengan batu ada 8, yaitu 1. Dilakukan dengan menggunakan 3 batu2. Dapat membersihkan tempat yang terkena najis3. Najisnya yang akan dihilangkan belum kering4. Najisnya tidak berpindah dari tempatnya5. Tidak muncul najis lainnya pada najis itu6. Najis yang keluar tidak sampai melewati shafhah daerah pada 2 mulut anus yang tertutup ketika berdiri dan hasyafah helm pada kemaluan laki-laki yang tertutup saat belum dikhitan7. Air tidak mengenai najis karena air yang terkena benda najis maka airnya akan menjadi najis juga8. Dan batu-batu yang digunakan harus Wudlu فَصْلٌ - فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌ الْأَوَّلُ النِّيَّةُ، الثَّانِى غَسْلُ الْوَجْهِ، الثَّالِثُ غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ، الرَّابعُ مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِ، الْخَامِسُ غَسْلُ الرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ، السَّادِسُ التَّرْتِيْبُ[Fasal] Fardlunya rukun wudlu ada 6, yaitu 1. Niat2. Membasuh wajah3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku4. Mengusap sebagian rambut kepala5. Membasuk kedua kaki sampai mata kaki6. Tertib berurutan.Definisi Niat فَصْلٌ - النِّيَّةُ قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرَنًا بِفِعْلِهِ وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ وَالتَّلَفُّظُ بِهَا سُنَّةٌ وَوَقْتُهَا عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِ، وَالتَّرْتِيْبُ أَنْ لَا يُقَدَّمَ عُضْوٌ عَلٰى عُضْوٍ [Fasal] Niat wudlu adalah menyengaja sesuatu yang dibarengkan dengan melakukannya, tempatnya niat ada di dalam hati, mengucapkan lafadz niat adalah sunnah, dan waktu niat adalah ketika membasuh awal bagian dari adalah jika satu bagian rukun tidak mendahului bagian rukun Air فَصْلٌ - الْمَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌ، الْقَلِيْلُ مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ، وَالْكَثِيْرُ قُلَّتَانِ فَأَكْثَرُ، الْقَلِيْلُ يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ وَإِنْ لَمْ يَتَغَيَّرْ، وَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ لَا يَتَنَجَّسُ إِلَّا إِذَا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ أَوْ لَوْنُهُ أَوْ رِيْحُهُ [Fasal] Air ada 2 yaitu air yang sedikit dan air yang yang sedikit adalah air yang kurang dari 2 qullah. Dan air yang banyak adalah air 2 qullah atau yang sedikit bisa menjadi najis karena jatuhnya najis ke dalamnya, meskipun ia tidak berubah. Dan air yang banyak tidak menjadi najis kecuali tatkala rasa, warna, dan baunya telah Yang Mewajibkan Mandi Besar فَصْلٌ - مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌ إِيْلَاجُ الْحَشَفَةِ فِى الْفَرْجِ وَخُرُوُجُ الْمَنِيِّ وَالْحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَالْوِلَادَةُ وَالْمَوْتُ [Fasal] Perkara-perkara yang mewajibkan mandi besar ada 6, yaitu 1. Memasukkan hasyafah helm pada kemaluan pria yang dikhitan ke dalam farji wanita2. Keluarnya air mani sperma3. Haid4. Nifas keluarnya darah pada farji wanita setelah melahirkan5. Melahirkan6. Mandi Besar فَصْلٌ - فُرُوْضُ الْغُسْلِ اِثْنَانِ النِّيَّةُ وَتَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالْمَاءِ [Fasal] Fardlu rukun mandi besar ada 2, yaitu 1. Niat2. Meratakan badan dengan Wudlu فَصْلٌ - شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ الْإِسْلَامُ وَالتَّمْيِيْزُ وَالنَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ وَالنِّفَاسِ وَعَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِ وَأَنْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهِ وَأَنْ لَا يَعْتَقِدَ فَرْضًا مِنْ فَرُوْضِهِ سُنَّةً وَالْمَاءُ الطَّهُوْرُ وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ وَالْمُوَالَاةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ [Fasal] Syarat-syarat wudlu ada 10, yaitu 1. Islam2. Tamyiz bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk, yang manfaat dan mana yang bahaya, sekitar umur 7 tahun lebih3. Bersih suci dari haid4. Suci dari nifas5. Dan bersih dari apapun yang dapat mencegah meresapnya air ke kulit6. Tidak ada sesuatu yang dapat merubah air pada anggota tubuh anggota yang wajib kena air wudlu7. Mengetahui kefardluan wudlu8. Tidak meyakini satu fardlu rukun dari fardlu-fardlunya wudlu adalah sunnah9. Masuknya waktu misalnya, wanita haid tidak sah wudlunya karena waktu haid belum berakhir. Artinya wanita itu belum memasuki waktu diperbolehkan bersuci10. Beruntutan karena lamanya seringnya hadats Perkara Yang Membatalkan Wudlu فَصْلٌ - نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الْأَوَّلُ الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ إِلَّا الْمَنِيَّ، الثَّانِى زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ إِلَّا قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَهُ مِنَ الْأَرْضِ، الثَّالِثُ إِلْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ، الرَّابعَ مَسُّ قُبُلِ الْآدَمِيِّ أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ أَوْ بُطُوْنِ الْأَصَابعِ [Fasal] Hal-hal yang membatalkan wudlu ada 4 perkara, yaitu 1. Sesuatu yang keluar dari 2 jalan, baik jalan qubul kemaluan maupun dubur anus, baik berupa angin maupun lainnya, kecuali air Hilangnya akal karena tidur atau selainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk yang masih menempati tempat duduknya di bumi tanah/lantai.3. Bertemunya 2 kulit laki-laki dan wanita, yang sudah dewasa, yang ajnabiy bukan mahram, tanpa adanya Menyentuh qubul kemaluan anak Adam atau mulut dubur dengan telapak tangan bagian dalam atau jar-jari bagian Haram Yang Dilakukan Ketika Tidak Dalam Keadaan Berwudlu فَصْلٌ - مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءُهُ حَرُمَ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ الصَّلَاةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ، وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ الصَّلَاةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ وَاللُّبْثُ فِى الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ، وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرَةُ أَشْيَاءَ الصَّلاَةُ وَالطَّوَافُ وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ وَاللُّبْثُ فِى الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَالصَّوْمُ وَالطَّلَاقُ وَالْمُرُوْرُ فِى الْمَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ وَالْإِسْتِمْتَاعُ بِمَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ [Fasal] Orang yang wudlunya batal, maka diharamkan baginya 4 perkara, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa 6 perkara bagi orang yang junub, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa mushaf5. Berdiam diri di dalam masjid6. Membaca Al-Qur' diharamkan 10 perkara karena haid, yaitu 1. Sholat2. Thawaf3. Menyentuh mushaf4. Membawa mushaf5. Berdiam diri di dalam masjid6. Membaca Al-Qur'an7. Berpuasa8. Thalaq meminta cerai9. Berjalan di dalam masjid, jika wanita yang haid khawatir mengotori masjid10. Istimna' bersenang-senang yang mengarah pada jimak dengan anggota badan di antara pusar dan Tayammum فَصْلٌ - أَسْبَابُ التَّيَمُّمِ ثَلَاثَةٌ فَقْدُ الْمَاءِ وَالْمَرَضُ وَالْإِحْتِيَاجُ إِلَيْهِ لِعَطَشِ حَيَوَانٍ مُحْتَرَمٍ، غَيْرُ الْمُحْتَرَم سِتَّةٌ تَارِكُ الصَّلَاةِ وَالزَّانِى الْمُحْصَنُ وَالْمُرْتَدُّ وَالْكَافِرُ الْحَرْبِيُّ وَالْكَلْبُ الْعَقُوْرُ وَالْخِنْزِيْرُ [Fasal] Sebab-sebab tayammum ada 3, yaitu 1. Tidak adanya air2. Sakit3. Kebutuhan air karena hausnya binatang yang tidak dimuliakan ada 6, yaitu 1. Orang yang meninggalkan sholat2. Orang yang berzina muhshan3. Orang yang murtad4. Orang kafir harbi5. Anjing liar6. Tayammum فَصْلٌ - شُرُوْطُ التَّيَمُّمِ عَشَرَةٌ أَنْ يَكُوْنَ بِتُرَابٍ وَأَنْ يَكُوْنَ التُّرَابُ طَاهِرًا وَأَنْ لَا يَكُوْنَ مُسْتَعْمَلًا وَأَنْ لَا يُخَالِطَهُ دَقِيْقٌ وَنَحْوُهُ وَأَنْ يَقْصِدَهُ وَأَنْ يَمْسَحَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ بِضَرْبَتَيْنِ وَأَنْ يُزِيْلَ النَّجَاسَةَ أَوَّلًا وَأَنْ يَجْتَهِدَ فِى الْقِبْلَةِ قَبْلَهُ وَأَنْ يَكُوْنَ التَّيَمُّمُ بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ وَأَنْ يَتَيَمَّمَ لِكُلِّ فَرْضٍ [Fasal] Syarat-syarat tayammum ada 10, yaitu 1. Tayammum dilakukan dengan menggunakan debu2. Debunya harus suci3. Debunya bukan musta'mal sudah digunakan4. Debunya tidak tercampuri oleh tepung dan semacamnya5. Menyengaja mengusapkan debu 1 Catatan 1 Dalam keterangan Kitab Kasyifatus Saja, maksudnya adalah menyengaja mengusapkan debu pada anggota tayammum, meskipun dengan bantuan orang lain atas izinnya atau dengan menyungkurkan wajah dan kedua tangan secara langsung ke debu. Apabila tanpa disengaja, maka tidak diperbolehkan, misalnya angin menghembuskan debu ke arah wajah dan kedua tangan, meskipun dengan niat Mengusap wajah dan kedua tangannya dengan 2 kali usapan7. Mengilangkan najis terlebih dahulu8. Berijtihad menghadap kiblat sebelum bertayammum9. Bertayammum sesudah masuknya waktu sholat10. Bertayammum untuk setiap sholat fardlu 2Catatan 2 Tayammum hanya dilakukan untuk 1 kali sholat fardlu. Jika ingin melakukan sholat fardlu lainnya, maka harus bertayammum lagi. Tetapi, tayammum boleh dilakukan untuk beberapa kali sholat sunnah dan membaca Al-Qur' Tayammum فَصْلٌ - فُرُوْضُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةٌ الْأَوَّلُ نَقْلُ التُّرَابِ، الثَّانِى النِّيَّةُ، الثَّالِثُ مَسْحُ الْوَجْهِ، الرَّابعُ مَسْحُ الْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، الْخَامِسُ التَّرْتِيْبُ بَيْنَ الْمَسْحَتَيْنِ [Fasal] Fardlu rukun tayammum ada 5, yaitu 1. Memindahkan debu2. Niat3. Mengusap wajah4. Mengusap kedua tangan sampai kedua siku5. Tertib berurutan antara 2 usapanPerkara Yang Membatalkan Tayammum فَصْلٌ - مُبْطِلَاتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ مَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ وَالرِّدَّةَ وَتَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِهِ [Fasal] Hal-hal yang membatalkan tayammum ada 3, yaitu 1. Apapun yang dapat membatalkan wudlu2. Murtad3. Memiliki prasangka akan adanya air jika ia bertayammum karena tidak adanya air 3.Catatan 3 Misalnya, seseorang tayammum karena tidak ada air, tetapi di dalam hatinya, ia memiliki prediksi atau perkiraan bahwa setelah bertayammum nanti pasti ada air, maka tayammumnya tidak Najis Yang Bisa Suci فَصْلٌ - الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌ الْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَا وَجِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبِغَ وَمَا صَارَ حَيَوَانًا [Fasal] Najis-najis yang bsia suci ada 5, yaitu 1. Khamr tatkala ia menjadi cuka dengan sendirinya2. Kulit bangkai tatkala ia disamak 4Catatan 4 Disamak adalah kulit binatang atau bangkainya meskipun termasuk mughaladlah dengan menghilangkan fudlul, baik kotoran, daging, lemak, darah dan sebagainya yang masih menempel pada kulit tersebut3. Apapun yang menjadi hewan 5Catatn 5 Misalnya belatung yang ada pada bangkai meskipun bangkai anjing dan babi, kotoran, dan sebagainya. Belatung tersebut hakekatnya bukan bagian dari bangkai dan sebagainya tersebut, tetapi hanya terlahir di dalam Najis فَصْلٌ - النَّجَاسَاتُ ثَلَاثٌ مُغَلَّظَةٌ وَمُخَفَّفَةٌ وَمُتَوَسِّطَةٌ، الْمُغَلَّظَةُ نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْعِ أَحدِهِمَا، وَالْمُخَفَّفَةُ بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعَمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ، وَالْمُتُوَسَّطَةُ سَائِرُ النَّجَاسَاتِ [Fasal] Najis ada 3, yaitu najis mughaladhah, najis mukhaffafah, dan najis mutawassithah. Najis mughaladhah adalah najisnya anjing, babi, dan cabang bagian dari keduanya. Najis Mukhaffafah adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air susu. Dan najis Mutahawassithah adalah semua najis-najis selain kedua najis sebelumnya.Cara Menyucikan Najis فَصْلٌ - الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلَاتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ، وَالْمُخَفَّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشِّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِهَا، وَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ عَيْنِيَّةٌ وَحُكْمِيَّةٌ، الْعَيْنِيَّةُ الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ فَلَا بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَوْنِهَا وَرِيْحِهَا وَطَعْمِهَا، وَالْحُكْمِيَّةُ الَّتِيْ لَا لَوْنَ وَلَا رِيْحَ وَلَا طَعْمَ لَهَا يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَا [Fasal] Najis mughaladhah bisa suci dengan 7 kali basuhan air setelah menghilangkan bentuknya, salah satunya dari ketujuh basuhan air adalah dicampur dengan debu. Najis mukhaffafah bisa suci dengan memercikkan air pada najis itu bersamaan dengan mengunggulkan airnya dan menghilangkan bentuk najisnya. Najis Mutawassithah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 1. Najis Ainiyyah2. Najis HukmiyyahNajis Ainiyah adalah najis yang memiliki warna, bau, dan rasa, maka harus menghilangkan warna, bau, dan Hukmiyyah adalah najis yang tidak memiliki warna, bau, dan rasa, maka cukuplah untuk mengalirkan air pada najis Haidh فَصْلٌ - أَقَلُّ الْحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَغَالِبُهُ سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ وَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا بِلَيَالِيْهَا، أَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا وَغَالِبُهُ أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا أَوْ ثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمًا وَلَا حَدَّ لِأَكْثَرِهِ، أَقَلُّ النِّفَاسِ مَجَّةٌ وَغَالِبُهُ أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا وَأَكُثَرُهُ سِتُّوْنَ يَوْمًا [Fasal] Paling sedikitnya haid adalah sehari semalam, umumnya 6 dan 7 hari, dan paling banyaknya adalah 15 hari 15 malam. Paling sedikitnya waktu suci antara 2 waktu haid adalah 15 hari, umumnya 24 hari atau 23 hari, dan tiada ada batas untuk waktu paling banyaknya. Paling sedikitnya waktu nifas adalah setetes darah, umumnya 40 hari, dan paling banyak 60 hari. Wallahu a'lam bisshowab,Baca lebih lanjut Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.
Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 2, Bab Sholat Part 1Udzur-Udzur Sholat فَصْلٌ - أَعْذَارُ الصَّلَاةِ اِثْنَانِ النَّوْمُ وَالنِّسْيَانُ [Fasal] Udzur-udzur sholat ada 2 yaitu tidur dan Sholat فَصْلٌ - شُرُوْطُ الصَّلَاةِ ثَمَانِيَةٌ طَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِ وَالطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِى الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِ وَسَتْرُ الْعَوْرَةِ وَاسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَا وَأَنْ لَا يَعْتَقِدَ فَرْضًا مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةً وَاجْتِنَابُ الْمُبْطِلَاتِ [Fasal] Syarat-syarat sholat ada 8 yaitu 1. Suci dari 2 hadats2. Suci dari najis, baik di dalam pakaian, badan, dan tempat3. Menutup aurat4. Menghadap qiblat5. Masuknya waktu sholat6. Mengetahui kefardluan sholat7. Tidak meyakini bahwa sebuah fardlu rukun dari fardlu-fardlunya sholat adalah sunnah8. Menjauhi perkara-perkara yang bisa Aurat الْأَحْدَاثُ اِثْنَانِ أَصْغَرُ وَأَكْبَرُ، فَالْأَصْغَرُ مَا أوْجَبَ الْوُضُوْءَ، وَالْأَكْبَرُ مَا أَوْجَبَ الْغُسْلَ، الْعَوْرَاتُ أَرْبَعٌ عَوْرَةُ الرَّجُلِ مُطْلَقًا وَالْأَمَةِ فِى الصَّلَاةِ مَا بَيْنَ السُّرَةِ والرُّكْبَةِ، وَعَوْرَةُ الْحُرَّةِ فِى الصَّلَاةِ جَمِيْعُ بَدَنِهَا مَا سِوَى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ، وَعَوْرَةُ الْحُرَّةِ وَالْأَمَةِ عِنْدَ الأَجَانِبِ جَمِيْعُ الْبَدَنِ، وَعِنْدَ مَحَارِمِهِمَا وَالنِّسَاءِ مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ Hadats ada 2 yaitu hadats kecil dan hadast besar. Hadats kecil adalah sesuatu yang mewajibkan berwudlu dan hadats besar adalah sesuatu yang mewajibkan mandi ada 4, yaitu 1. Aurat laki-laki secara mutlak dan budak di dalam sholat adalah anggota badan antara pusar dan lutut2. Aurat wanita merdeka di dalam sholat adalah semua badannya, selain wajah dan kedua telapak tangan3. Aurat wanita merdeka dan budak wanita bagi orang-orang ajnabi bukan mahram adalah seluruh badannya4. Aurat wanita merdeka dan budak wanita bagi para mahramnya dan wanita lain adalah anggota tubuh antara pusar dan Sholat فَصْلٌ - أَرْكَانُ الصَّلَاةِ سَبْعَةَ عَشَرَ الْأَوَّلُ النِّيَّةُ، الثَّانِى تَكْبِيْرةُ الْإِحْرَامِ، الثَّالِثُ الْقِيَامُ عَلَى الْقَادِرِ فِى الْفَرْضِ، الرَّابعُ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ، الْخَامِسُ الرَّكُوْعُ، السَّادِسُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ، السَّابعُ الْإِعْتِدَالُ، الثَّامِنُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ، التَّاسِعُ السُّجُوْدُ مَرَّتَيْنِ، الْعَاشِرُ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ، الْحَادِى عَشَرَ الْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ، الثَّانِى عَشَرَ الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ، الثَّالِثَ عَشَرَ التَّشَهُّدُ الْأَخِيْرُ، الرَّابِعَ عَشَرَ الْقُعُوْدُ فِيْهِ، الْخَامِسَ عَشَرَ الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ فِيْهِ، السَّادِسَ عَشَرَ السَّلَامُ، السَّابِعَ عَشَرَ التَّرْتِيْبُ [Fasal] Rukun-rukun sholat ada 17, yaitu 1 niat 2 takbiratul ihram 3 berdiri bagi orang yang mampu pada sholat fardlu 4 membaca Surat Al-Fatihah 5 ruku' 6 tumakninah di dalam ruku' 7 i'tidal 8 tumakninah di dalam i'tidal 9 sujud sebanyak 2 kali 10 tumakninah di dalam sujud 11 duduk di antara 2 sujud 12 tumakninah di dalam duduk di antara 2 sujud 13 tasyahud takhiyat akhir 14 duduk di dalam tasyahud akhir 15 membaca sholat nabi di dalam tasyahud akhir 16 salam 17 tertib berurutan.Unsur-Unsur Niat Dalam Sholat فَصْلٌ - النِّيَّةُ ثَلَاثُ دَرَجَاتٍ إِنْ كَانَتِ الصَّلَاةُ فَرْضًا وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ وَالتَّعْيِيْنُ وَالْفَرْضِيَّةُ، وَإِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُؤَقَّتَةً كَرَاتِبَةٍ أَوْ ذَاتِ سَبَبٍ وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ وَالتَّعْيِيْنُ، وَإِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُطْلَقًا وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ فَقَطْ، الْفِعْلُ أُصَلِّى وَالتَّعْيِيْنُ ظُهْرًا أَوْ عَصْرًا وَالْفَرْضِيَّةُ فَرْضًا [Fasal] Niat ada 3 derajat, yaitu 1. Jika sholatnya adalah fardlu, maka wajib menyengaja melakukan, ta'yin menentukan jenis sholatnya, dan menyatakan Jika sholatnya adalah sholat sunnah yang telah ditentukan waktunya, seperti sholat sunnah rawatib atau sholat sunnah yang memiliki sebab, maka wajib menyengaja melakukan dan ta'yin menentukan jenis sholatnya3. Jika sholatnya adalah sholat sunnah mutlaq seperti sholat hajat, dll, maka wajib menyengaja melakukan saja. Menyengaja melakukan adalah lafadz "أُصَلِّى" aku sholat, ta'yin adalah lafadz "ظُهْرًا" atau "عَصْرًا" dan sholat 5 waktu lainnya, dan menyatakan kefardluannya adalah lafadz "فَرْضًا".Syarat-Syarat Takbiratul Ihram فَصْلٌ - شُرُوْطُ تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ سِتَّةَ عَشَرَ أَنْ تَقَعَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِى الْفَرْضِ وَأَنْ تَكُوْنَ بِالْعَرَبِيَّةِ وَأَنْ تَكُوْنَ بِلَفْظِ الْجَلَالَةِ وَلَفْظِ أَكْبَرُ وَالتَّرْتِيْبُ بَيْنَ اللَّفْظَيْنِ وَأَنْ لَا يَمُدَّ هَمْزَةَ الْجَلَالَةِ وَعَدَمُ مَدِّ بَاءِ أَكْبَرُ وَأَنْ لَا يُشَدِّدَ الْبَاءَ وَأَنْ لَا يَزِيْدَ وَاوًا سَاكِنَةً أَوْ مُتَحَرِّكَةً بَيْنَ الْكَلِمَتَيْنِ وَأَنْ لَا يَزِيْدَ وَاوًا قَبْلَ الْجَلَالَةِ وَأَنْ لَا يَقِفَ بَيْنَ كَلِمَتَيِ التَّكْبِيْرِ وَقْفَةً طَوِيْلَةً وَلاَ قَصِيْرَةً وَأَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ جَمِيْعَ حُرُوْفِهَا وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ فِى الْمُؤَقَّتِ وَإِيْقَاعُهَا حَالَ الْإِسْتِقْبَالِ وَأَنْ لَا يُخِلَّ بِحَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِهَا وَتَأْخِيْرُ تَكْبِيْرَةِ الْمَأْمُوْمِ عَنْ تَكْبِيْرَةِ الْإِمَامِ [Fasal] Syarat-syarat takbiratul ihram ada 16, yaitu 1. Takbiratul Ihram jatuh pada keadaan berdiri pada sholat fardlu2. Takbiratul Ihram harus dengan Bahasa Arab3. Takbiratul Ihram harus dengan menggunakan lafadz jalalah اللّٰهُ4. Menggunakan lafadz "أَكْبَرُ".5. Tertib berurutan antara 2 lafadz itu lafadz jalalah dan lafadz "أَكْبَرُ"6. Tidak boleh memanjangkan hamzah pada lafadz jalalah اللّٰهُ7. Tidak boleh memanjangkan huruf ba' pada lafadz "أَكْبَرُ"8. Tidak boleh mentasydid huruf ba' pada lafadz "أَكْبَرُ"9. Tidak boleh menambah huruf wawu mati sukun atau hidup berharakat di antara 2 kalimat itu di antara lafadz jalalah dan lafadz "أَكْبَرُ"10. Tidak boleh menambah huruf wawu sebelum lafadz jalalah اللّٰهُ11. Tidak boleh berhenti di antara 2 kalimat takbir di antara lafadz jalalah dan lafadz "أَكْبَرُ" dengan berhenti lama dan tidak pula pendek 12. Diri sendiri harus bisa mendengar semua huruf-huruf takbiratul ihram13. Masuknya waktu di dalam sholat yang diwaktukan sholat fardlu 5 waktu14. Jatuhnya ucapan takbiratul ihram pada keadaan menghadap kiblat15. Tidak merusak satu huruf dari huruf-huruf takbiratul ihram 1Catatan 1 Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan misalnya dengan menggati huruf hamzah pada lafadz "أَكْبَرُ" dengan huruf Dan mengakhirkan takbirnya makmum dari takbirnya Membaca Surat Fatihah Dalam Sholat فَصْلٌ - شُرُوْطُ الْفَاتِحَةِ عَشَرَةٌ التَّرْتِيْبُ وَالْمُوَالَاةُ وَمُرَاعَاةُ حُرُوْفِهَا وَمُرَاعَاةُ تَشْدِيْدَتِهَا وَأَنْ لَا يَسْكُتَ سَكْتَةً طَوِيْلَةً وَلَا قَصِيْرَةً يَقْصِدُ بِهَا قَطْعَ الْقِرَاءَةِ وَقِرَاءَةُ كُلِّ أٰيَاتِهَا وَمِنْهَا الْبَسْمَلَةُ وَعَدَمُ اللَّحْنِ الْمُخِلِّ بِالْمَعْنٰى وَأَنْ تَكُوْنَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِى الْفَرْضِ وَأَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ الْقِرَاءَةَ وَأَنْ لَا يَتَخَلَّلَهَا ذِكْرٌ أَجْنَبِيٌّ[Fasal] Syarat-syarat fatihah ada 10, yaitu 1. Tertib berurutan ayat-ayatnya2. Muwalah beruntutan ayat-ayatnya, tidak dipisah waktu lama3. Menjaga huruf-hurufnya4. Menjaga tasydid-tasydidnya5. Tidak diam dengan diam yang lama dan tidak pula pendek yang bertujuan untuk memutus bacaaan setiap ayat-ayatnya6. Membaca setiap ayat-ayatnya, dan termasuk basmallah7. Tidak adanya lagu yang bisa merusak makna8. fatihah harus dilakukan pada keadaan berdiri pada sholat fardlu9. Diri sendiri harus mendengar bacaan bacaan fatihah tersebut10. Tidak menyela-nyelahinya dengan bacaan dzikir Tasydid Dalam Surat Fatihah فَصْلٌ - تَشْدِيْدَاتُ الْفَاتِحَةِ أَرْبَعَ عَشَرَةَ بِسْمِ اللّٰهِ فَوْقَ اللَّامِ، الرَّحْمٰنِ فَوْقَ الرَّاءِ، الرَّحِيْمِ فَوْقَ الرَّاءِ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ فَوْقَ لَامِ الْجَلاَلَةِ، رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَوْقَ الْبَاءِ، الرَّحْمٰنِ فَوْقَ الرَّاءِ، الرَّحِيْمِ فَوْقَ الرَّاءِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ فَوْقَ الدِّالِ، إِيَّاكَ نَعْبُدُ فَوْقَ الْيَاءِ، إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ فَوْقَ الْيَاءِ، إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقٍيْمَ فَوْقَ الصَّادِ، صِرَاطَ الَّذِيْنَ فَوْقَ اللَّامِ، أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ فَوْقَ الضَّادِ وَاللَّامِ[Fasal] Harakat tasydid pada Surat Fatihah ada 14, yaitu 1. Lafadz "بِسْمِ اللّٰهِ" di atas huruf lam2. Lafadz "الرَّحْمٰنِ" di atas huruf ro'3. Lafadz "الرَّحِيْمِ" di atas huruf ro'4. Lafadz "الْحَمْدُ لِلّٰهِ" di atas huruf lam jalalah5. Lafadz "رَبِّ الْعَالَمِيْنَ" di atas huruf ba'6. Lafadz "الرَّحْمٰنِ" di atas huruf ro'7. Lafadz "الرَّحِيْمِ" di atas huruf ro'8. Lafadz "مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ" di atas huruf dal9. Lafadz "إِيَّاكَ نَعْبُدُ" di atas huruf ya'10. Lafadz "إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ" di atas huruf ya'11. Lafadz "إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقٍيْمَ" di atas huruf shod12. Lafadz "صِرَاطَ الَّذِيْنَ" di atas huruf lam13. Lafadz "أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ" di atas huruf dlod14. Dan lafadz "أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ" di atas huruf Mengangkat Kedua Tangan Dalam Sholat فَصْلٌ - يُسَنُّ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِيْ أَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ عِنْدَ تَكْبِيْرَةِ الْإِحْرَامِ وَعِنْدَ الرُّكُوْعِ وَعِنْدَ الْإِعْتِدَالِ وَعِنْدَ الْقِيَامِ مِنْ التَّشَهُّدِ الْأَوَّلِ[Fasal] Disunnahkan mengangkat kedua tangan di dalam 4 tempat, yaitu 1. Ketika takbiratul ihram2. Ketika ruku'3. Ketika i'tidal4. Ketika berdiri dari tasyahhud awal tahiyat awal.Syarat-Syarat Sujud Dalam Sholat فَصْلٌ - شُرُوْطُ السُّجُوْدِ سَبْعَةٌ أَنْ يَسْجُدَ عَلٰى سَبْعَةِ أَعْضَاءَ وَأَنْ تَكُوْنَ جَبْهَتُهَ مَكْشُوْفَةً وَالتَّحَامُلُ بِرَأْسِهِ وَعَدَمُ الْهُوِيِّ لِغَيْرِهِ وَأَنْ لَا يَسْجُدَ عَلٰى شَيْءٍ يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَتِهِ وَارْتِفَاعُ أَسَافِلِهِ عَلٰى أَعَالِيْهِ وَالطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ [Fasal] Syarat-syarat sujud ada 7, yaitu 1. Bersujud pada 7 anggota tubuh2. Dahinya terbuka3. Bertumpu dengan kepalanya4. Tidak menjatuhkan tubuh selain tanpa sujud5. Tidak bersujud pada sesuatu yang bergerak dengan gerakannya sendiri6. Mengangkat anggota tubuh bawah seperti pantat melebihi anggota tubuh atas seperti kepala dan pundak tenang di dalam Tubuh Wajib Ketika Sujud فَصْلٌ - أَعْضَاءُ السُّجُوُدِ سَبْعَةٌ الْجَبْهَةُ وَبُطُوْنُ أَصَابعِ الْكَفَّيْنِ وَالرُّكْبَتَانِ وَبُطُوْنُ أَصَابعِ الرِّجْلَيْنِ [Fasal] Anggota-anggota tubuh untuk sujud ada 7, yaitu dahi, bagian dalam jari-jari kedua telapak tangan, dua lutut, dan bagian dalam jari-jari kedua telapak Tasydid Dalam Takhiyat Sholat فَصْلٌ - تَشْدِيْدَاتُ التَّشَهُّدِ إِحْدَى وَعِشْرُوْنَ، خَمْسٌ فِيْ أَكْمَلِهِ وَسِتَّةَ عَشْرَةَ فِيْ أَقَلِّهِ التَّحِيَّاتُ عَلَى التَّاءِ وَاليَاءِ، الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ عَلَى الصَّادِ، الطَّيِّبَاتُ عَلَى الطَّاءِ وَالْيَاءِ، لِلّٰهِ عَلٰى لَامِ الْجَلَالَةِ، السَّلَامُ عَلَى السِّيْنِ، عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ عَلَى الْيَاءِ وَالنُّوْنِ وَالْيَاءِ، وَرَحْمَةُ اللّٰهِ عَلٰى لَامِ الْجَلَالَةِ، وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَى السِّيْنِ، عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللّٰهِ عَلٰى لَامِ الْجَلَالةِ، الصَّالِحِيْنَ عَلَى الصَّادِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ عَلٰى لَامِ أَلِفٍ، إلَّا اللهُ عَلٰى لَامِ أَلِفٍ وَلَامِ الْجَلَالَةِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ عَلَى النُّوْنِ، مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ عَلٰى مِيْمِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الرَّاءِ وَعَلٰى لَامِ الْجَلَالَةِ [Fasal] Tasydid-tasydid tasyahhud takhiyat ada 21, 5 yang paling sempurna dan 16 yang paling sedikit, yaitu kalimat "التَّحِيَّاتُ" ada pada huruf ta', kalimat "الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ" pada huruf shod, kalimat "الطَّيِّبَاتُ" pada huruf tho' dan huruf ya', kalimat "لِلّٰهِ" pada huruf lam jalalah, kalimat "السَّلَامُ" pada huruf sin, kalimat "عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ" pada huruf ya, nun, dan ya', kalimat "وَرَحْمَةُ اللّٰهِ" pada huruf lam jalalah, kalimat "وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ" pada huruf sin, kalimat "عَلَيْنَا وَعَلٰى عِبَادِ اللّٰهِ" pada huruf lam jalalah, kalimat "الصَّالِحِيْنَ" pada huruf shod, kalimat " أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ" pada huruf lam alif, kalimat "إلَّا اللهُ" pada huruf lam alif dan lam jalalah, kalimat "وَأَشْهَدُ أَنّ" pada huruf nun, kalimat "مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ" pada mim lafadz "مُحَمَّدٍ", pada huruf lam, dan pada huruf lam Tasydid Dalam Sholawat Nabi Ketika Sholat فَصْلٌ - تَشْدِيْدَاتُ أَقَلِّ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ أَرْبَعٌ اللّٰهُمَّ عَلَى اللَّامِ وَالْمِيْمِ، صَلِّ عَلَى اللَّامِ، عَلَى مُحَمَّدٍ عَلَى الْمِيْمِ [Fasal] Tasydid-tasydid sholawat nabi paling sedikit ada 4, yaitu kalimat "اللّٰهُمَّ" pada huruf lam dan huruf mim, kalimat "صَلِّ" pada huruf lam, kalimat "عَلَى مُحَمَّدٍ" pada huruf Membaca Sholawat Nabi Dalam Tahiyal Sholat فَصْلٌ - أَقَلُّ السَّلَامِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، تَشْدِيْدُ السَّلَامِ عَلَى السِّيْنِ [Fasal] Ucapan salam paling sedikit adalah kalimat "السَّلَامُ عَلَيْكُمْ", tasydid kalimat salam pada huruf sin. Wallahu a'lam bisshowab,Baca lebih lanjut Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.
A tradicional e secular novena ao Senhor do Bonfim começa nesta sexta-feira 8, na Basílica Santuário Senhor Bom Jesus do Bonfim, no bairro de mesmo nome, em Salvador. As celebrações serão feitas com acesso por ordem de chegada e terão transmissão online. Veja programação completa abaixo. As missas serão feitas sempre às 19h, até o dia 16. O tema da festa neste ano será "Senhor do Bonfim, abraçar a Sua cruz fortalece a fé, liberta do medo e renova a nossa esperança". Já o lema parte do versículo João 16, 33 “Tende coragem! Eu venci o mundo!” . Nas novenas, os fiéis prestarão homenagens aos trabalhadores que atuaram e seguem atuando nos serviços essenciais do período da pandemia, além de pessoas que foram curadas da Covid-19, aos familiares das vítimas da doença e às pessoas que fizeram distanciamento e o isolamento social. A também tradicional lavagem das escadarias da basílica, com a passagem da imagem peregrina do Senhor do Bonfim será no dia 14. Neste ano, ela sairá da Matriz da Paróquia Nossa Senhora da Vitória, às 8h, em carro aberto rumo à Colina Sagrada, passando em frente à Basílica Santuário Nossa Senhora da Conceição da Praia, fazendo o mesmo percurso do cortejo da lavagem. No dia 17, dia da festa ao Senhor do Bonfim, o repique dos sinos será às 5h. Por causa da pandemia, a basílica recebe os fiéis com número reduzido e não fará a queima de fogos, em respeito aos doentes dos hospitais próximos à igreja. A missa solene será às 10h30, com celebração do arcebispo de Salvador e primaz do Brasil, cardeal Dom Sergio da Rocha. A partir das 15h, a imagem do Senhor do Bonfim sairá novamente em carro aberto, para percorrer as ruas da Cidade Baixa, e será homenageada ao passar pelas igrejasde Nossa Senhora da Penha de França, Nossa Senhora da Boa Viagem, Nossa Senhora da Piedade, Nossa Senhora dos Mares e São Jorge. Basílica de Nosso Senhor do Bonfim não vai ter a tradicional lavagem este ano, por causa da pandemia — Foto German Maldonado / TV Bahia Programação 8/118h30 – Hasteamento da Bandeira do Senhor Bom Jesus do Bomfim no panteão da Praça da Colina, dando início à programação da festa 2021;19h – 1ª noite da novena, com presença do cardeal Dom Sergio da Rocha, arcebispo de Salvador e primaz do Brasil;Homenagem aos trabalhadores da área de limpeza pública;9/119h – 2ª noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da área do comércio em geral;10/1Missas nos horários normais 5h40, 7h30; 9h, 11h, 15h e 17h;7h30 – Missa solene do Santíssimo Sacramento presidida pelo padre Edson Menezes da Silva;19h – 3ª noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da área de transporte público e particular;11/1 16h – Adoração ao Santíssimo Sacramento Pedindo pela contenção da 2ª onda pandemia da COVID-19. Responsáveis Vicentinos;19h – 4ª noite da novena;Homenagem aos familiares dos que morreram de Covid 19 e familiares dos trabalhadores dos cemitérios;12/116h – Adoração ao Santíssimo Sacramento Pedindo pela contenção da 2ª onda pandemia da COVID-19. Responsáveis Ministros Extraordinários da Comunhão;19h – 5ª noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da área de comunicação;13/1 16h – Adoração ao Santíssimo Sacramento Pedindo pela contenção da 2ª onda pandemia da COVID-19. Responsáveis Apostolado da Oração;19h – 6ª noite da novena;Homenagem às pessoas que viveram com seriedade a experiência do distanciamento social em suas residências;14/1Missas 7h20 e 17h;8h – saída da imagem peregrina do Senhor do Bonfim ;19h – 7ª noite da novena;Homenagem às pessoas que contraíram a COVID-19 e fizeram a experiência do isolamento social em suas casas;15/119h – 8ª noite da novena;Homenagem aos profissionais e trabalhadores da área da saúde;16/18h às 17h – Drive Thru Solidário para recolher alimentos não perecíveis, material de limpeza e higiene. Local de entrega Sede do Projeto Bom Samaritano;19h – 9ª noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da área de segurança pública e privada;17/1 – Dia da festa ao Senhor do Bonfim 5h – Repique dos sinos; Horário das Missas 5h40, 7h30, 9h, 10h30, 15h e às 17h;10h30 – Missa Solene;15h – Saída da imagem peregrina do Senhor do Bonfim. Veja mais notícias do estado no G1 Bahia. Assista aos vídeos do Jornal da Manhã 💻 Ouça 'O Assunto' 🎙
safinatun najah bab sholat